Cast:
- SangHyuk
- Hongbin
- Other members as Cameo
Genre: Romance
Rating: T (PG-13)
WARNING: YAOI!
Summary
: Hyuk dan Hongbin, yang notabene adalah 2 maknae di VIXX, selalu tampak akur
satu sama lain. Namun, ada sebuah rahasia yang tak boleh bocor jika ia ingin
VIXX terus bersatu.
♪♫♪
“Hyung
? Kau lihat jam tanganku yang baru tidak? Aku tidak bisa menemukannya..” Hyuk
menggaruk kepalanya sambil berjalan ke arah Hongbin yang sedang merapikan rambutnya.
Hongbin mengernyit dan menoleh kepada sang maknae yang tampak
kebingungan.
“Bukannya
kemarin kau pakai ? Coba kau ingat – ingat, sepulangnya kita fansigning
kemarin, kau letakkan di mana? “ ucap Hongbin sambil menatap Hyuk yang tampak
berpikir keras. Tiba – tiba Hyuk nyengir dan melesat pergi. Hongbin mendecak
dan menggelengkan kepalanya. ‘Dasar maknae pelupa…’, batin pria yang di daulat
sebagai visual VIXX itu.
“Hyung,
aku sudah menemukannya!” teriak Hyuk entah dari mana.
“Ya!
Han Sang Hyuk! Jangan teriak teriak di dorm!” balas sang leader, N, tak kalah
kencang.
“Hyung
juga berteriak, kenapa aku tidak boleh?” terdengar suara protes Hyuk. Hongbin
cepat cepat berjalan keluar dari kamarnya untuk melerai sang leader dan sang
maknae sebelum mereka berdua bertengkar lebih parah.
“Hyung,
Hyuk-ah, geumanhae(hentikan)…” ucap Hongbin saat melihat N akan menjitak
Hyuk. N mendelik pada Hongbin yang tiba-tiba muncul.
“Ne, geumanhae(Ya, hentikan). Kalian seperti anak kecil saja..”
tambah Ravi yang berjalan mendekat ke arah N. Mata hitam N beralih pada sosok
Ravi lalu mendengus pelan.
“Kau
ini bukannya membelaku, malah meledekku…” rajuk N. Hyuk dan Hongbin merinding saat
melihat kedua hyungnya yang memang sudah menjalin hubungan sejak beberapa bulan yang lalu itu. Hongbin cepat-cepat menarik Hyuk ke kamarnya.
“Hii~Menjijikan!
Ish !” rutuk Hyuk sambil menggosok-gosokan kedua lengannya. Hongbin
memperhatikan Hyuk dan terkekeh kecil.
“Kau
ini… Seperti kau tidak manja saja..” ucap Hongbin sambil mengacak rambut Hyuk. Ia
berjalan ke arah lemari pakaiannya dan meraih sebuah jaket dan memakainya.
“Hongbin-a~
Hyuk-a~ Kajja, manager hyung sudah menunggu kita..” tiba tiba Ken menyembulkan kepalanya
dari balik pintu dan menatap kedua dongsaengnya itu.
“Jaehwan,
ayo!” suara Leo menimpali kata-kata Ken. Hyung nomor tiga-nya itu mengangguk dan
mengekor Leo yang berjalan ke pintu. Hyuk meraih salah satu jaket Hongbin dan
memakainya.
“Pinjam
ya, hyung~ Hehe…” ucap Hyuk lalu segera menyusul Ken dan Leo. Hongbin hanya pasrah
melihat jaketnya dipinjam Hyuk, lalu ikut menyusul hyung-hyung dan maknae
kesayangannya itu.
♪♫♪
Di
sebuah jalanan yang terlihat lumayan lenggang, tampak sebuah van silver
melintas dengan kecepatan sedang. Tak ada yang tau van tersebut berisikan 6
member sebuah boyband baru bernama VIXX, ditambah seorang manager yang
menyetir. Di dalam, Hongbin melihat Hyuk yang tampak menguap dan meggosok kedua
matanya. Ia tersenyum kecil dan mengusap rambut Hyuk.
“Kau
mengantuk?” bisik Hongbin, mengingat keempat hyungnya yang lain sudah tertidur lebih
dulu. Hyuk hanya mengangguk & kembali menguap. Hongbin terkekeh pelan dan
menarik kepala Hyuk agar bersandar di bahunya. Hyuk tampak tak terlalu menyadarinya.
“Tidurlah.
Hyung akan membangunkanmu nanti..” ucapnya. Hyuk mengangguk dan tak sampai 5 menit
Hyuk sudah terlelap. Hongbin tersenyum dan melihat keluar jendela, menatap lampu-lampu
jalan yang menjulang tinggi. Tangan kanan Hongbin menyentuh dada sebelah
kirinya. Ia bisa merasakan jantungnya berdegup kencang. Diliriknya sang maknae
dari sudut matanya dan mengehela nafas, bimbang.
“Eotteokhe?” gumam Hongbin, seolah bertanya pada sang rembulan yang
mengintip malu malu dari balik awan. Sang rembulan hanya balik menatapnya dalam
hening dan menemaninya di sepanjang perjalannya kembali ke dorm.
♪♫♪
“Uung~”
Hyuk menggeliat dan mengusap kedua matanya. Hyuk tampak terkejut saat ia menyadari
dimana ia berada.
“Joheun achim, Hyuk-ah..” Hyuk menoleh dan mendapati Hongbin berdiri di
ambang pintu sambil tersenyum. Hyuk tampak bingung dan menggaruk kepalanya.
“Hyung,
bagaimana aku sampai kesini?” tanya Hyuk. Hongbin terkekeh dan duduk di depan
Hyuk.
“Kau
tak ingat? Semalam kan hyung membangunkanmu…” ucap Hongbin sambil
tersenyum.Hyuk membentuk huruf “O” dengan bibirnya. Hongbin terkekeh dan
mengacak rambu tHyuk, lalu berjalan ke kamar mandi dan mengunci pintunya.
Hongbin menatap bayangannya di cermin dan terkekeh pelan.
“Kau ini
pembohong hebat.. Kkk…” gumamnya sambil tersenyum lemah.
#Flashback
“Hongbin-a,
bangunkan saja dia..” ucap N dengan suara serak khas seseorang yang baru saja bangun.
Hongbin menggeleng pelan sambil tersenyum.
“Aku
akan menggendongnya ke atas... Kasihan dia, sepertinya ia lelah sekali..” ucap Hongbin
pelan. N terdiam ragu, namun akhirnya ia mengangguk pelan.
“Ah,hyung?
Tolong jangan bilang padanya kalau aku menggendongnya ke atas, ne? Bilang saja
aku membangunkannya ..” tambah Hongbin, yang dibalas anggukan kepala dari N
yang langsung menyusul Ravi yang menunggu di depan lift. Hongbin menatap wajah
Hyuk yang diam-diam ia sukai dan tersenyum
kecil. Ia pun beranjak dari duduknya dan menggendong Hyuk di punggungnya. Ia
melangkah perlahan, takut membangunkan pria yang masih tertidur di punggungnya
itu.
Sesampainya
di dorm, hanya terlihat Leo yang sedang menghabiskan banana milknya. Ia hanya menatap
kedua maknaenya itu datar, namun ia tahu apa artinya semua perilaku Hongbin
pada Hyuk, yang mengingatkannya pada perasaannya yang tak tersampaikan pada
Ken. Leo menghela nafas lalu kembali masuk ke kamarnya.
♪♫♪
“Hhh…”
Hongbin menghela nafas pelan sambil menatap wajah Hyuk yang masih tertidur pulas.
Ia menyelimuti tubuh Hyuk sambil tersenyum pahit. ‘Aku tidak bisa mengatakannya…’
batin Hongbin. Namun, ia juga merasa dadanya sesak tiap kali melihat Hyuk
berdekatan dengan para fangirl, takut jika Hyuk jatuh cinta pada salah satu
dari mereka.
“Hyuk-a… Eotteokhae?” gumamnya. Tanpa sadar, tangannya mengelus pipi Hyuk
sambil memikirkan apa yang seharusnya ia lakukan.
“Saranghae…” gumam Hongbin. Ia mencondongkan tubuhnya, dan mengecup
ringan bibir Hyuk. Hongbin langsung merasakan wajahnya memerah, jantungnya pun
berdetak kencang, seakan ia habis mengikuti lomba lari marathon. Hongbin cepat
cepat merebahkan tubuhnya di atas kasurnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan
selimut, sampai pada akhirnya ia pun tertidur.
#End
Flashback
Wajah
Hongbin kembali memerah saat mengingat kejadian semalam. Ia langsung membasuh wajahnya
yang tampak memerah.
“Hyuung~
cepatlah keluar, aku mau mandi~” teriak Hyuk dari luar kamar mandi. Hongbin membasuh
wajahnya sekali lagi dan meraih handuk di dekatnya.
“Ne, jankkanman!” teriak Hongbin sambil mengeringkan
wajahnya. Ia segera membuka pintu dan mendapati Hyuk berdiri di depannya sambil
memanyunkan bibirnya.
“Hyung
ini lama sekali…Oh, hyung juga dipanggil Leo hyung..” ucap Hyuk. Hongbin hanya mengangguk
lalu melangkah keluar dan mencari Leo, yang ternyata sedang menunggunya bersama
dengan ketiga member lain di meja makan, yang merangkap sebagai meja rapat.
Jantung Hongbin berdetak kencang, was was. ‘Mengapa hyungdeul berkumpul?
Bukankah hanya Leo hyung yang memanggilku?’ batin Hongbin. Ia pun berusaha
menenangkan diri dan memantapkan hatinya.
“Ada
apa, hyung?” tanya Hongbin sambil mendekati keempat hyungnya.
“Duduklah…
Ada yang harus kita bicarakan” ucap N selaku leader. Hongbin mengangguk dan
duduk tepat di hadapan N.
“Hongbin-a,
jujurlah, kau menyukai uri maknae, kan?” jantung Hongbin seperti berhenti berdetak
saat itu juga ketika telinganya menangkap pertanyaan N.
“B-bagaimana-“
“Aku
bisa melihat perubahanmu, terutama pada Hyuk.” Potong Leo. Hongbin lupa, hyungnya
yang paling pendiam itulah yang menjadi ‘mata’ dan ‘telinga’ untuk N.
“Dan
Leo memberitahuku tadi pagi. Kami menyukai perubahanmu yang menjadi lebih dewasa,
namun kami takut jika suatu saat keadaan akan berubah. Yang ingin kutanyakan,
apa kau sanggup memendam perasaanmu lebih lama lagi? Karena sejauh yang kutahu,
Hyuk masih menyukai sosok seorang yeoja. Kau juga tahu kan bagaimana reaksinya
saat melihatku dan Ravi? Aku tak tahu bagaimana untuk mengatasi hal ini, karena
hanya kalian berdua yang bisa menyelesaikannya..” kata-kata N bagai pisau yang
menghujam dada Hongbin. Perih dan sesak.
“A-aku
tahu… Aku akan berusaha mencari jalan keluarnya tanpa membuat kita
terpecah..”balasnya sambil menatap keempat hyungnya satu per satu sambil
tersenyum kecil.
“Aku
tahu ini berat untukmu… Maaf…” N kembali berujar sambil tersenyum kecil untuk menguatkan
Hongbin. Hongbin tercekat. Matanya memanas. Ia hanya mengangguk sambil berusaha
menyembunyikan wajahnya. Satu persatu hyungnya mulai meninggalkannya agar tidak
membuat Hyuk curiga.
“Aku
mengerti.” Hongbin mendongak dan menemukan Leo berdiri di sampingnya. Leo meremas
pelan bahu Hongbin, lalu meninggalkannya. Dadanya terasa makin sesak. Ia tak
sanggup menahannya lagi. Ia beranjak dari kursinya dan menatap keempat
hyungnya.
“Hyung,
aku pergi dulu sebentar…” ucap Hongbin lirih. N, Ravi, Leo dan Ken saling
pandang, lalu serempak mengangguk padanya. Hongbin tersenyum kecil dan berjalan
keluar dari dorm, dan berjalan menuju rooftop apartemen tempat dormnya berada.
♪♫♪
Hongbin
duduk bersandar pada dinding yang melindungi tangga darurat dari terpaan hujan ataupun
salju. Ia menatap kosong langit di atasnya yang berwarna biru cerah tanpa awan
sedikitpun yang menghiasinya. Nafasnya sudah mulai teratur setelah berlari melewati
entah berapa puluh anak tangga tadi. Otaknya mulai memutar kembali kata-kata N
dan Leo tadi.
“Aarrgghhh~!! Eotteokhae…” Hongbin berteriak frustasi. Rasanya ia ingin menangis..
“Hyung?
Gwaenchana?” Hongbin terkejut dan menoleh mendapat Hyuk berdiri tepat di sampingnya.
Ia cepat cepat berdiri sambil tersenyum.
“Hyung
gwaenchana..” jawab Hongbin sambil menunduk dan menepuk celananya, sekaligus
menghindari tatapan Hyuk.
“Tapi..
Kalau hyung tak apa apa, kenapa hyung menangis?” ucap Hyuk, khawatir. Hongbin tersentak
dan buru buru mengusap kedua pipinya. Bahkan ia sendiri tidak sadar ia sempat
menangis.
“Hyung…
Hyung hanya merindukan eomma… Haha..”. ‘Bohong lagi…’ batin Hongbin. Sebenarnya
ia tersiksa karena harus berbohong di depan orang yang biasanya menerima ia apa
adanya..
“Geotjimarayo, hyung.. Jika bukan hal penting, tidak
mungkin hyungdeul berkumpul untuk bicara, kan?! Hyung, jujurlah.. Apa kau sudah
tak percaya lagi padaku?” Hyuk ikut frustasi memikirkan apa yang terjadi pada
hyungnya itu, sementara Hongbin syok. ‘Ternyata tadi ia sempat melihat..’
batinnya. Hongbin memalingkan wajahnya. Ia mengepalkan kedua tangannya sampai
buku-buku jarinya memutih. Hyuk menatap Hongbin putus asa. Ia benar benar
khawatir. Ia tak mau hal buruk menimpa hyungnya itu.
“Hyung!’
“Aku
menyukaimu!” kata kata itu melincur begitu saja dari mulut Hongbin. Hongbin menatap
Hyuk putus asa.
“Aku
menyukaimu, Sang Hyuk-a.. Aku mencintaimu..” ulang Hongbin. Tubuhnya lemas, air
matanya meluncur turun melewati pipinya. Hyuk terpaku. Ia tak mau
mempercayaiapa yang baru didengarnya.
“Hyung,
kau tidak serius kan? Katakan kau hanya bercanda!” Hyuk meraih kedua lengan Hongbin
dan mengguncangkannya. “Hyung!”
“Tatap
mataku dan coba kau katakan apa aku bisa bercanda!” Hongbin berteriak dan menatap
kedua bola mata jernih milik Hyuk nanar. Air matanya turun makin deras. Hyuk
melepaskan kedua tangannya dari lengan Hongbin & menatapnya tak percaya.
“Kau
gila, hyung! Kau gila!” ucap Hyuk lalu berlari turun, kembali menuju dormnya. Hongbin
mengikuti kepergian Hyuk dengan matanya. Ia menutup wajahnya dengan kedua
tangannya & berteriak frustasi. Hancur sudah.. batin Hongbin. Semuanya
sudah hancur..
♪♫♪
To Be Continued~~
Eotteohke?! Uri Kongbinnie~ T^T
Penasaran ga sama kelanjutan mereka? Kkk~
Geokjeonghajima, second partnya bakal segera di post kok ;;)
No comments:
Post a Comment